Jumat, 10 November 2017

Ketika Ruang Makan Menyatu dengan Ruang Keluarga

Ruang Makan dan Ruang Keluarga
Herschelbuilt.com
Mungkin banyak yang memiliki rumah dengan ruang-ruang terbatas. Ada kamar tidur yang sekaligus berfungsi sebagai kamar kerja, dapur sekaligus ruang makan, ruang tamu sekaligus ruang keluarga, ruang ibadah sekaligus perpustakaan, dan lain-lain. Integrasi ini bukan semata-mata karena keterbatasan ruangan melainkan juga karena faktor penghematan. Sebab ruangan yang dibutuhkan lebih banyak daripada yang tersedia sehingga beberapa area harus menjadi multifungsi. Hal ini tentu saja bukanlah masalah selama tata letak serta pemilihan furnitur dan perabotannya juga tepat. Ruangan yang multifungsi memang memiliki tantangan tersendiri. Bagi konsultan jasa interior design Jakarta yang sudah berpengalaman, masalah seperti ini bisa diatasi dengan kreatifitas dalam perancangan awal.

Salah satu space yang disatukan adalah ruang makan dan ruang keluarga. Salah satu yang harus diperhatikan dalam menyatukan dua ruangan yang berbeda fungsi adalah adanya batasan yang jelas yang membedakan setiap area. Berilah tanda sebagai pembatas. Misalnya ruang keluarga dibatasi dengan sofa panjang sehingga mendandakan luas areanya. Dan untuk menunjukkan ada ruang makan, maka perabotan seperti meja dan kursi makan harus diletakkan di sisa area tersebut. Hindari batasan yang rancu karena jika ada tamu mereka kesulitan membedakannya. Apalagi anak-anak yang belum memahami tentang tata ruang rumah.

Seorang konsultan dari perusahaan jasa interior design Jakarta bisa memberikan beberapa alternatif sebagai pembatas yang memisahkan kedua area tersebut. Jika ruangan cukup besar, bisa diletakkan lemari sebagai “dinding” pemisah. Namun kalau ruangannya kecil, selain sofa, bisa juga menggunakan kaca pemisah sehingga ruangan tampak elegan walaupun luasnya terbatas. Atau dibedakan dari pemilihan warna mebelnya. Misalnya kalau ruang keluarga warna putih, ruang makan berwarna coklat. Warna harus ekstrim bedanya agar batasannya jelas. Jangan sama-sama warna cerah atau sama-sama warna gelap karena sulit dibedakan juga.

Furnitur yang digunakan juga harus dipisahkan. Pilihlah perabotan yang berbeda. Kalau di ruang keluarga ada kursi, maka kursinya harus berbeda dengan yang ada di ruang makan. Jika di ruang makan ada sofa juga, maka usahakan berbeda dengan sofa yang ada di ruang keluarga. Pilih juga furnitur yang tidak terlalu besar. Jika memang ruangan sangat terbatas sekali, gunakan perabotan yang punya roda. Misalnya, rak piring beroda,kursi makan beroda, meja yang bisa dilipat, atau lemari beroda. Namun jangan lupa untuk tetap memperhatikan desain perabotan tersebut. Jangan sampai ruangannya estetik namun perabotannya njomplang.

Selain itu, faktor lain yang harus diperhatikan saat menyatukan dua ruangan berbeda fungsi adalah layout rumahnya. Jika hanya memiliki satu-satunya ruang makan di rumah tersebut, otomatis jika ada tamu maka ia akan melewati ruang keluarga. Apakah hal ini cukup nyaman jika ada orang lain yang mengakses ruang privasi tersebut? Beberapa orang mungkin tidak mempermasalahkannya, namun sebagian orang justru menginginkan ruang keluarga hanya memang khusus untuk anggota keluarga saja. Tentu kurang nyaman jika sedang menonton TV bersama anak-anak namun ada orang lain yang juga ada di sana. Karena itulah dibutuhkan penataan layout yang cermat dan detil.

Ruang keluarga maupun ruang makan sejatinya adalah dua tempat yang berbeda. Namun bukan berarti keduanya tidak bisa disatukan dalam satu konsep interior yang sama. Selain kreatifitas, juga dibutuhkan kecermatan dalam memilih perabotan serta furnitur ruangan agar sejalan dengan tema yang diangkat. Sebagai sebuah karya seni, desain interior harus memiliki konsep yang kuat dan menyatu.

2 komentar:

  1. Kalau saya pribadi lebih suka menggabungkan ruang keluarga dan ruang makan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, sama. Saya pribadi juga lebih suka begitu.

      Hapus