Selasa, 28 November 2017

Menciptakan Home Theater yang Elegan

Home Theater
Herschelbuilt.com
Siapa yang tidak suka nonton film? Hampir rata-rata orang senang nonton, baik TV, bioskop, atau Youtube. Bagi movie freakers, menonton adalah hiburan. Sifatnya pasif dan tinggal menikmati saja tayangan yang tampil di layar. Apalagi ada yang berprofesi sebagai kritikus film yang sengaja menonton untuk dicari titik lemah dan kelebihannya. Saat ini stasiun televisi pun memiliki program-program untuk memanjakan para pecinta film. Di jam-jam prime time setiap stasiun berlomba menawarkan film-filmnya. Dan jika bosan nonton film di TV yang rata-rata sering diputar berulang kali, alternatif lainnya adalah nonton di bioskop. Film teranyar yang masuk jajaran box office menjadi incaran penggila film untuk ditonton di hari pertama penayangannya. Tidak heran kalau tiket selalu habis menjelang hari H karena tingginya peminat yang ingin nonton di hari perdana.

Bisakah kita menciptakan bioskop sendiri di rumah? Tentu saja bisa. Pecinta film bisa membuat suatu ruangan khusus home theatre yang memang difungsikan sebagai bioskop mini. Banyak perusahaan kontraktor interior Jakarta, khususnya di bidang interior desain, yang merancang ruang hiburan tersendiri di rumah. Mereka memisahkan antara ruang tamu dengan ruang bioskop. Meski di ruang tamu juga ada televisi, namun konsepnya berbeda. Televisi di ruang tamu hanya berfungsi sebagai pelengkap dalam melayani tamu. Sedangkan home theater berfungsi sebagai pusat hiburan dari rumah tersebut. Interiornya pun bisa berbeda.

Pada umumnya, sebuah perangkat home theater terdiri dari sound system, televisi, loudspeaker, subwoofer dan sebagainya. Untuk menciptakan bioskop pribadi sama seperti membuat perpustakaan pribadi. Dibutuhkan konsep dan tema yang kuat agar interiornya terlihat cantik dan elegan. Mintalah kontraktor Jakarta di bidang desain interior untuk merekomendasikan konsep bioskopnya. Jangan sampai antara peralatan yang satu dengan yang lain saling bertabrakan baik dari sisi warna maupun dari ukurannya. Contohnya, televisinya berukuran kecil namun speakernya cukup besar. Selain kurang sedap dipandang mata, juga tidak ergonomis. Apalagi kalau ruangannya kecil. Lebih baik bioskop mini di ruangan yang tidak terlalu luas dioptimalkan dengan keberadaan sofa yang nyaman.

Selain berkaitan dengan peralatan, juga berkaitan dengan ornamen lain. Jika punya ruang yang cukup lebar, mengapa tidak meletakkan poster-poster film sebagai dekorasi yang memperkuat konsep bioskop tersebut? Bahkan kalau perlu, ada sudut khusus untuk memasak pop corn agar aroma jagung dibakar itu benar-benar menciptakan suasana seperti di Cinema XXI. Dan jangan lupa memperhatikan lampu. Bioskop harus gelap atau remang-remang. Berdiskusilah dengan kontraktor Jakarta yang ditunjuk untuk merancang bioskop mini tersebut. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah jarak antara layar dengan kursi. Jangan sampai mata menjadi sakit karena pancaran radiasi dari televisi. Biasanya seorang konsultan interior paham hal-hal ini dan bahkan bisa menyarankan opsi televisi yang nyaman untuk mata.

Bioskop mini bukan sekedar ruang untuk nonton. Ia bisa menjadi ruang refreshing, penyegaran dan bahkan bercengkrama dengan keluarga. Ciptakanlah nuansa seperti itu dalam desain interiornya. Jangan sampai home theatre terlihat kaku dan membuat anggota keluarga semakin individualis. Adanya ruang bioskop ini justru harus membuat hubungan keluarga semakin hangat dan mesra. Apalagi jika masing-masing orang memang penyuka film. Kalau perlu ada sesi khusus nonton bareng atau nobar setiap sebulan sekali dengan film yang sama sekali belum pernah ditonton oleh semua anggota keluarga. Tentu ini bisa menjadi momen yang indah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar